Hukum bersalaman Setelah Shalat

Hasil Bahtsul Masail

Adakah dalil dari al-Quran atau Hadits tentang kesunatan mushafahah (berjabat tangan) setelah Sholat lima waktu?
Jawaban:
Tidak ada dalil yang sharih, namun sebagian ulama ada yang mengatakan sunat, disamakan dengan kesunatan mushafahah ketika berjumpa. Dengan demikian berarti dalilnya qiyasi.
Pengambilan ibarat:
·         Bughyatul Mustarsyidin, hal. 50-51
·         Riyadlus Sholihin, hal. 266
وفى بغية المسترشدين، ص 50-51، مانصه :
(فائدة) المصافحة المعتادة بعد صلاتى الصبح والعصر لا أصل لها وذكر ابن عبد السلام انها من البدعة المباحة واستحسنه النووى وينبغى التفصيل بين من كان معه قبل الصلاة فمباحة فمن لم يكن معه فمستحب اذ هى سنة عند اللقاء اجماعا، وقال بعضهم ان المصلى كالغائب فعليه يستحب عقب الخمس مطلقا. اهـ
(Faedah) bersalaman yang menjadi tradisi setelah shalat subuh dan ashar tidak mempunyai dalil, dan Ibnu Abdul Salam menyebutnya sebagai bid’ah yang diperbolehkan, sedangkan Imam Nawawi menganggapnya baik.  Dan seharusnya dibedakan antara bersalaman dengan orang sudah bersama seseorang sebelum shalat maka salaman hukumnya mubah, sedangkan orang tidak bersamanya setelah shalat maka hukum salaman hukumnya sunah karena bersalaman sunah ketika berjumpa menurut kesepakatan ulama. Sebagian ulama berkata : seseunggunya bersalaman orang yang shalat sebagaimana orang yang ghaib maka disunahkan bersalaman setelah shalat lima waktu secara mutlak.
وفى رياض الصالحين، ص 266، مانصه:
وعن البراء رضى الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم  مامن مسلمين يلتقيان فيتصافحان الا غفر لهما قبل ان يتفرقا. اهـ
Dari Barra ra. Berkata : Rasulullah saw. bersabda : tidak ada dua orang islam yang bertemu lalu bersalaman kecuali keduanya akan diampuni sebelum keduanya berpisah.

Menggeleng-gelengkan kepada saat berdzikir

فتاوى الخليلى على مذهب  الامام الشافعى .ص. 26.
(سئل ) فيما يفعله الناس من الميل والتحريك فى حال القرأة والذكر وشبههماكما هو مشاهد من جميع الناس هل لذلك أصل فى السنة أولا ؟ وهل هو حرام أو مكروه أو مندوب وهو يثاب عليه وهو ثبت أنه من التشبه باليهود أولا ؟ ( أجاب ) اذا تأملت قوله الله عز وجل:" الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم – آل عمران .101-وقوله تعالى:" والذاكرين الله كثيرا والذاكرات". -الأحزاب.25- مع آية كثيرة غيرهما ومع قول الأصوليين وعموم الأشخاص يستلزم عموم الأحوال والأزمنة والبقاع مع مالهم من الأمثلة الدالة على ذلك مع ما ورد فى تفسير الآيات المذكورة وغيرها, علمت أن الحركة فى الذكر و القرأة ليست محرمة ولا مكروهة بل هى مطلوبة فى جملة أحوال الذاكرين من قيام وقعود وجنوب وحركة وسكون وسفر وحضر وغنى وفقر فقد أخرج ابن المنذر وابن أبى    حاتم عن ابن عباس فى قوله :" اذكروا الله ذكرا كثيرا".يقول لا يفرض الله تعالى على  عباده فريضة الا جعل لها حدا معلوما ثم عذر أهلها فى حال عذر غير الذكر فان الله تعالى لم يجعل له حدا ينتهى اليه ولم يعذر أحدا فى تركه الا مغلوبا إلى عقله.فقال: اذكروا الله قياما   وقعودا وعلى جنوبكم بالليل والنهار فى البحر والبر فى السفر والحضر فى الغنى والفقر والصحة والسقم والسر والعلانية وعلى   كل حال – الى ان قال- فرب ذاكر ورب ذاكر متحرك.الحركة تذهب خشوعه فالسكون أولى, ورب ذاكر أو قارئ يستوى عنده   الحالان فيفعل ما شاء و الله يهدى من يشاء الى صراط مستقيم, ولكل وجهة هو موليها فاستبقوا الخيرات.اهـ.
Ditanyakan mengenai kebiasaan masyarakat yakni mendoyongkan dan menggerakan badan membaca Alquran dan berdzikir dan hal-hal yang menyerupainya. Apakah terdapat dalil dalam sunah atau tidak?apakah termasuk keharaman atau makruh atau sunah yang diberi pahala, dan hal tersebut juga termasuk menyerupai orang-orang yahudi atau tidak? Maka beliau menjawab : ketika kalian mengangan-angan firman Allah Swt. “Mereka adalah orang-orang yang berdzikir kepada Allah dalam berdiri dan duduk dan terlentang”(QS. Ali Imran :101) dan firman Allah “ dan orang-orang yang berdzikir laki-laki kepada dengan banyak dan perempuan yang berdzikir”(QS. Al-Ahzab:25) dan banyak sekali ayat lainnya.  Sedangkan ulama ahli ushul dan umumnya manusia menetapkan umumnya keadaan zaman dan tempat berserta harta mereka yang menunjukkan hal tersebut serta tafsiran ayat-ayat yang disebutkan, maka kalian akan tahu bahwa menggerakkan badan saat berdzikir dan membaca Alquran bukan hal yang haram juga bukan hal yang makruh akan tetapi hal tersebut dianjurkan (dituntut) dalam sebagian besar keadaan orang-orang yang berdzikir, yakni duduk, berdiri, duduk, terlentang, bergerak, diam, berpergian, di rumah, kaya, dan miskin. Ibnu mundzir dan abu hatim meriwayatkan dari ibnu abbas mengenai firman Allah “ Berdzikirlah kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya” ia berkata ,” Allah tidak mewajibkan kepada hambanya suatu kewajiban kecuali akan diterangkan batasannya dengan jelas, kemudian Dia akan menerima orang yang dalam keadaan udzur kecuali dzikir karena Allah tidak menjadikan batasannya, dan Allah tidak menerima udzur seorang yang meninggalkannya kecuali telah hilang akalnya, maka Dia berfirman “ berdzikirlah dalam keadaan berdiri, duduk, dan terlentang saat malam dan malam, di laut dan dataran, perjalanan dan dirumah, kaya dan miskin, sehat dan sakit, samar dan terang-terangan dan dalam berbagai keadaan-sampai pada ucapan- maka banyak sekali orang yang berdzikir, dan banyak sekali orang yang berdzikir yang bergerak yang bisa menghilangkan kekhusu’an,maka apabila demikian maka lebih baik diam. Dan banyak sekali yang berdzikir dan membaca Alquran yang sama maka dia melakukan sesukanya. Dan Allah memberi hidayah orang dikehendakinya pada jalan yang lurus. Setiap mereka memiliki hujjah, Allah-lah yang menguasai kebenaran, maka berlombalah dalam kebaikan. 
Previous
Next Post »

1 Comments:

Click here for Comments
23523
admin
February 22, 2019 at 1:04 PM ×


BOLAVITA Situs Tangkas Online Android Terpercaya * Bandar Judi Bola Tangkas Online Terbaik * Agen Tangkas Uang Asli Terbesar Indonesia * Strategi Menang Besar Judi Tangkas Online
WA: +628122222995

BOLAVITASPORTS PREDIKSI SKOR TERPERCAYA DAN TERAKURAT

JADWAL SABUNG TERLENGKAP agen adu ayam terbesar sejak 2014

Congrats bro 23523 you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Thanks for your comment