Dekripsi Masalah
Ada pasangan suami istri yang sudah
beberapa tahun tidak dikaruniai anak, kemudian mereka bernadzar akan
menyumbangkan 50 zak semen kepada panitia pembangunan mushalla apabila mereka
cepat dikarunia anak oleh Allah. Setelah beberapa lama ternyata mereka betul-betul
dikarunia anak.
Pada waktu mereka mau membayar
nadzarnya, panitia menolak menerima semen dengan alasan karena sudah cukup.
Kemudian melalui kesepakatan bersama, semen tersebut diminta uangnya seharga 50
zak semen. (MWC-NU Proppo)
Pertanyaan:
Bolehkah mengganti benda nadzar
dengan uang atau benda lainnya sebagaimana deskripsi di atas?
Menurut Syafi’iyah tidak boleh.
Referensi :
1. I’anah al-Thalibin, Juz II, Hal.
367-368
2. Kifayah al-Akhyar, Juz II, Hal.
253
وعبارته :
(اعانة الطالبين، جـ 2، صـ 367-368)
ولو نذر التصدق بدرهم لم يجزئ عنه جنس
اخر (قوله ولو نذر التصدق بدرهم) اي معين او غير معين وقوله لم يجزئ عنه جنس اخر
اي لا يجزئ أن يتصدق بدل الدرهم من جنس اخر كمن الذهب أو من نحاس ولا من جنسه ايضا
فى المعين كأن قال بهذا الدرهم اهـ
Apabila
seseorang bernadzar dengan bersedekah dengan dirham maka tidak mencukupi
bersedekah dengan jenis lainnya(seperti dinar) (ucapan, “Apabila seseorang
bernadzar dengan dirham”) baik ditentukan maupun tidak (ucapan, “Maka tidak
mencukupi lainnya”) yakni tidak mencukupi bersedekah jenis lain sebagai
gantinya seperti emas, tembaga, dan tidak jenis lainnya juga apabila ditentukan
seperti saat dia berucap ,” saya bernadzar dengan dirham ini)
(كفاية
الاخيار، جـ 2، صـ 253)
ثم النذر قسمان نذر لجاج وغضب وقد تقدم
ونذر تبرر وهو نوعان احدهما نذر المجازاة وهو ان يلتزم قربة فى مقابلة حدوث نعمة
او اندفاع بلية كقوله ان شفى الله مريضى او رزقنى ولدا ونحو ذلك فلله على اعتاق او
صوم او صلاة، فاذا حصل المعلق عليه لزمه الوفاء بما التزم اهـ
Kemudian nadzar terbagi menjadi dua ;
1.
lujjaj dan ghadlab(keterangan sudah diterangkan)
2.
nadzar tabarrur, yakni ada dua
a)
Nadzar Mujazah adalah menetapkan
ibadah sunah ketika mendapat nikmat dan terhindar dari bahaya seperti ucapan,
apabila Allah memberi kesembuhan sakitku atau apabila aku diberi rizki dan
sebagainya maka bagi saya wajib memerdekakan atau puasa atau shalat, maka
ketika hasil perkara yang disyaratkan maka dia wajib memenuhi hal yang
dinadzari.
Hasil Bahtsul Masail
Mengganti dan Menjual Perkara Yang Dinadzari Oleh Panitia
Berdasarkan keputusan Bahtsul Masail
bulan lalu (Agustus 2006) di MWC NU kota Pamekasan, bahwa menurut Syafi'iyah
mengganti benda nadzar yang disebutkan dalam aqad nadzar dengan uang atau benda
lainnya tidak boleh.
Pertanyaan:
a. Adakah qaul Syafi'iyah
lainnya atau madzhab lain yang membolehkan nadzir mengganti dengan uang atau
benda lainnya dan atau mengalihkan kepada panitia/orang lain?
Jawaban :
Menurut Syafi’iyah, musyawirin tidak menemukan nash yang
membolehkan. Sedangkan menurut Hanafiyah boleh dengan syarat nilainya harus
sama dengan apa yang disebutkan nadzir dalam aqad.
Referensi :
·
Mughni al-Muhtaj, Juz IV, Hal. 464
·
Madzahib al-Arba’ah, Juz II, Hal. 140
وعبارته :
(مغنى المحتاج، جـ 4، صـ 464)
أو نذر التصدق بشيئ على اهل بلد معين
مكة او غيرها لزمه ذلك وفاء بالتزامه وصرفه لمساكينه من المسلمين ولا يجوز نقله
كما فى زيادة الروضة كالزكاة ، اهـ
Atau bernadzar sedekah dengan sesuatu kepada ahli negara yang ditentukan
dari penduduk makkah atau lainnya maka wajib hal tersebut untuk menepati
janjinya dan mentasharrufkannya kepada orang-orang miskin dari penduduk yang
beragama Islam. Dan tidak boleh memindahnya sebagaimana dalam kitab “Ziyadah al
Raudlah” sebagaimana hukum zakat.
{مذاهب الاربعة، جـ 2، صـ 140}
واعلم ان النذر المطلق لا يتقيد بزمان
ولا مكان ولا دراهم ولا فقير فاذا نذر ان يتصدق يوم الجمعة بهذا الدرهم على فلان
فتصدق يوم الخميس او يوم السبت بغير هذا الدرهم على شخص اخر جاز وكذا لو عين شهر
الاعتكاف او للصوم فجعل صح وكذا اذا نذر ان يحج سنة كذا فحج قبلها صح. اما نذر
المعلق فانه يتعين فيه الوقت فقط اذ لا يصح تقديمه على وقوع المعلق عليه بخلاف
تأخيره عنه فانه جائز اما تعيين الفقير والدرهم والمكان فيه فليس بلازم فيصح ان
يدفع غير الدرهم المنذور لفقير اخر غير الذي ذكره فلو نذر لفقراء مكة جاز الصرف
لفقراء غيرها سواء كان النذر مطلقا او معلقا . اهـ
Ketahuilah sesungguhnya nadzar mutlak tidak diqoyyidi oleh waktu dan tempat
dan dirham dan faqir maka ketika nadzar bersedekah pada hari jumat dengan
dirham ini kepada fulan, lalu dia sedekah pada hari kamis atau hari sabtu
dengan selain dirham kepada orang lain maka diperbolehkan . begitu juga apabila
menentukan bulan untuk i’tikaf atau puasa, lalu melakukannya maka sah. Begitu juga
apabila bernadzar haji pada tahun demikian lalu dia haji sebelum tahun tersebut
maka sah. Adapun nadzar yang digantungkan maka yang menjadi wajib adalah
waktunya saja karena tidak sah mendahulukannya sebelumnya terjadi hal yang
digantungkan berbeda apabila diakhirkan maka boleh. Adapun orang fakir dan
dirham dan tempat maka tidak menjadi lazim(tetap) maka sah memberikan selain
dirham kepada fakir lain selain yang disebutkan. Apabila bernadzar kepada fakir
makkah maka boleh mentasharufkannya kepada fakir lain baik nadzar mutlak maupun
muallaq.
b. Bolehkah penerima/panitia yang
telah menerima benda nadzar menjual atau mengganti dengan benda lainnya?
JAWABAN :
Menurut Syafi’iyah tidak boleh.
REFERENSI :
·
Mughni al-Muhtaj, Juz IV, Hal. 469
وعبارته
{مغنى
المحتاج، جـ 4، صـ 469}
قال الشيج عز الدين المهدى الى المساجد
من زيت او شمع ان صرح بانه نذر وجب صرفه الى جهة النذر ولا يجوز بيعه وان افرط فى
الكثرة
Syekh Izzuddin berkata “ Orang yang menghadiahkan minyak atau lilin kepada
masjid apabila disharihkan bahwa dia bernadzar maka wajib mentasharufkannya
kepada arah yang dinadzari. Dan tidak boleh menjualnya meskipun sudah sangat
banyak.
ConversionConversion EmoticonEmoticon