Diskripsi masalah
Dengan maraknya pembangunan masjid sekarang ini,
banyak sekali cara-cara yang di tempuh panitia untuk menggali dana demi
tercapainya pembangunan dalam waktu yang telah di targetkan. Diantara cara-cara penggalian dana
tersebut adalah menarik sumbangan di tengah jalan raya ( umum ).
Pertanyaan :
1.
Bagaimana penarikan sumbangan seperti
keterangan di atas ?
2.
Apa status uang persenan yang di terima oleh
penarik sumbangan tersebut?
Jawaban a :
1.
Boleh dengan syarat :
·
Tidak ada dloror.
·
Tidak idza’ (menyakiti orang yang lewat
baik fisik atau perasaan).
·
Tidak ada fitnah (seperti memandang perempuan
yang bukan mahromnya ).
Baca juga Hukum Menggunakan Uang Kotak amal Masjid
Reference :
ü Dalilul Falihin : I/375-376
ü Hawasyi al Syarwani : VI/216
ü Bujairami ‘Ala Al-Minhaj : III/195
وعباراتها :
Menjaga Hak Orang yang Lewat
كما في دليل الفالحين الجزء الأول صحيفة
375-376 ما نصه:
السابع عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه عن
النبي صلى الله وسلم قال إياكم والجلوس في الطرقات فقالوا يا رسول الله ما لنا من
مجالسنا نتحدث فيها، فقال رسول الله صلى الله وسلم فإذا أديتم إلا المجلس فاعطوا
الطريق حقه، قالوا وما حق الطريق يا رسول الله ؟ قال غض البصر وكف الأذى ورد
السلام والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر متفق عليه. وقال الحافظ في فتح الباري
أشار بالأول إلى السلامة من التعرض للفتنة لمن يمر عليه من امرأة ونحوها، وبالثاني
إلى السلامة من الاحتقار والغيبة وبقوله (رد السلام) إلى إكرام المار (والأمر
بالمعروف والنهي عن المنكر) إلى الاستعمال جميع ما يشرع (متفق عليه). اهـ.
Artinya : Yang ke
tujuh, dari Abu Sa'id al Khudri Ra. dari Nabi Saw. bersabda : “Jagalah diri kalian
dari duduk di tengah-tengah jalan.” Sahabat berkata : “Apakah kita tidak boleh duduk di jalan sembari berbincang-bincang.” Lalu Rasulullah Saw. bersabda : Ketika kalian
melakukannya di jalan maka penuhi hak jalan tersebut. Sahabat bertanya : “Apakah hak jalan tersebut, wahai Rasul?
Beliau bersabda : “Yakni memejamkan mata, mencegah menyakiti, menjawab salam, perintah
pada kebaikan dan mencegah kemungkaran.” [HR.Bukhari-Muslim]
Imam Al Hafidz(Ibnu
Hajar al Atsqalani) dalam kitab “Fathul baari” memberi isyarat mengenai hak
pertama dengan selamatnya dari adanya fitnah pada orang yang lewat, yakni
seorang perempuan yang lewat dan lainnya. Mengenai hak yang kedua dengan selamat dari menghina dan
menggunjing dan sebagainya. Dengan ucapan "menjawab salam" memberi
isyarat pada kemulyakan orang yang lewat. "Perintah pada kebaikan dan
mencegah kemungkaran" mengamalkan semua yang disyariatkan. [Mutafaq
'alaih]
Hukum Duduk di Tengah Jalan
كما في حواشي السرواني الجزء السادس صحيفة
216 ما نصه :
ويجوز الجلوس والوقوف به ولو لذمي لاستراحة
ومعاملة ونحوهما كانتظار إذا لم يضيق على المارة لخبر لا ضرر ولا ضرار في الإسلام
وصح النهي عن الجلوس فيه لنحو حديث إلا أن يعطيه حقه من غض البصر ومن أذى وأمر
بالمعروف. اهـ.
Artinya : Diperbolehkan
duduk dan berdiri di jalan meskipun bagi kafir dzimmi untuk beristirahat,
bermuamalah, atau lainnya seperti menunggu seseorang ketika tidak membuat orang
yang lewat merasa kesempitan karena hadits "Tidak boleh membahayakan diri
dan membahayakan orang lain" dalam Islam. Dan sah mencegah duduk di jalan karena hadits
semacam "kecuali dia memberi hak jalan, yakni memejamkan mata, menyakiti,
dan perintah pada kebaikan." Selesai.
كما في البجيرمي على المنهج الجزء الثالث
صحيفة 195 ما نصه :
)منفعة الشارع) الأصلية (مرور) فيه (وكذا
جلوس) ووقوف ولو بغير إذن الإمام (لنحو حرفة) كاستراحة وانتظار رقيق (إن لم يضيق
الناس) على المارة فيه عملا بما عليه الناس بلا إنكار. اهـ.
Artinya : (Manfaat
jalan) yang asal ( adalah untuk lewat) (begitu juga untuk duduk) dan berdiri
meskipun tanpa izin imam (untuk bekerja)
sebagaimana juga istirahat dan menunggu teman(apabila tidak membuat sempit) kepada orang yang lewat karena
mengamalkan hak yang harus dipenuhi dengan tanpa ingkar.
Catatan :
Yang dimaksud Dlarar diatas adalah bahaya yang tidak bisa di
tolelir oleh halayak umum.
منهاج الطالبين مع حاشية الشبرمليسي على
النهاية الجزء الرابع صحيفة 392
الطريق النافذ لا يتصرف فيه بما يضر المارة
ولا يشرع فيه جناح ولا ساباط يضرهم بل يشترط ارتفاعه بحيث يمر تحته منتصبا وإن كان
ممر الفرسان والقوافل فليرفعه بحيث يمر تحته المحمل على البعير مع أخشاب المظلة
)قوله المارة) أي جنسهم وسيعلم ما هنا وفي
الجنايات أن الضرر المنفي ما لا يصبر عليه مما لا يعتاد مطلقا اهـ. حج وكتب عليه
سم يفهم منه أنه لا اعتبار بما لا يصبر عليه مما اعتيد فليراجع اهـ. أقول والظاهر
أنه غير مراد فيضر لأن عدم الصبر عليه عادة يدل على أن المشقة فيه قوية. اهـ.
Artinya : Jalan yang
terus tidak boleh digunakan untuk hal yang membahayakan orang yang lewat, dan
tidak boleh membuat "sayap rumah" dan "saabaath" yang
membahayakan manusia akan tetapi disyaratkan menaikannya sekira orang yang memiliki
tinggi normal bisa lewat, dan apabila jalan tersebut tempat lewat kuda dan
kafilah maka naikan sayap tersebut sekitarnya sekedup(rumah kecil di atas
punggung unta) bisa lewat.
(Ucapan ; orang yang lewat) adalah jenis mereka.
Dan akan diketahui di sini dan dalam bab jinayah bahwa sesungguhnya bahaya yang
menghilangkan adalah bahaya yang tidak
bisa didasari yakni secara mutlak tidak bisa dibiasakan. Ibnu Qhasim al 'Ubadi berhujjah dan
menuliskannya, difahami darinya bahwa tidak dianggap bahaya yang tidak bisa
disabari, yakni menurut kebiasaan maka kembalilah berdiskusi. Aku berkata,
"pendapat yang dlahir adalah bukan seperti itu yang dikehendaki sehingga
mereka merasa bahaya karena tidak bisa bersabar menurut adat menunjukkan bahwa
masyaqahnya sangat kuat.
Jawaban b :
2.
Statusnya ujrah amal dari akad yang fasid, sebab ujrahnya tidak maklum. Dengan konsekwensi
upah tersebut harus di sesuaikan dengan ujrah mitsil (ongkos sepadan) bila kurang
harus ditambahi dan bila lebih di kembalikan pada fihak Masjid.
Referensi :
ü Bughyah al Mustarsyidin : 168
ü Al Syarqawy : 2/85
وعباراتها :
كما في بغية المسترشدين صحيفة 168 ما نصه :
انكسر مركب في البحر فأمر صاحبه أن كل من
أخرج من المتاع شيئا فله ربعه مثلا فإن كان المجعول عليه معلوما عند الجعيل بأن
شاهده قبل الغرق أو وصفه له صح العقد واستحق المسمى وإلا فسد العقد واستحق أجرة
المثل. اهـ.
Artinya : Kapal pecah ditengah lautan, lalu
pemiliknya menyuruh para penumpang mengeluarkan harta mereka maka baginya
seperempatnya seumpama. Maka apabila
perkara yang disayembarakan diketahui oleh orang yang mendapat sayembara dengan
gambaran dia menyaksikannya sebelum tenggelam atau orang yang sayembara
mensifati maka sah akad sayembara tersebut dan dia berhak mendapat upah yang
dijanjikan, apabila tidak tahu maka akad menjadi rusak dan berhak mendapat
ujrah mitsil.
كما في الشرقاوي الجزء الثاني صحيفة 85 ما
نصه
:
)والأجرة) أي وعلمها بالأجرة فلا تصح
الإجارة مع الجعل بها وتجب أجرة المثل بنحو أرضيك أو ما ترى إلا ما يسرك أو لا
تخسى من شيء اهـ
1 Comments:
Click here for CommentsBOLAVITA Situs Tangkas Online Android Terpercaya * Bandar Judi Bola Tangkas Online Terbaik * Agen Tangkas Uang Asli Terbesar Indonesia * Strategi Menang Besar Judi Tangkas Online
WA: +628122222995
BOLAVITASPORTS PREDIKSI SKOR TERPERCAYA DAN TERAKURAT
JADWAL SABUNG TERLENGKAP agen adu ayam terbesar sejak 2014
ConversionConversion EmoticonEmoticon