Valentine Day

Hasil Bahtsul Masail

Tanggal 14 februari merupakan hari dimana Valentine Day dirayakan, menurut satu versi sejarah terjadinya valentine Day adalah berawal pada dihukum matinya seorang martir Kristen yaitu St. Valentine pada tanggal 14 Februari 270 M pada masa pemerintahan Kaisar Constantin Agung (280 – 337 M) karena ia menolak kebijakan sang kaisar yang melarang terjadinya pertunangan dan pernikahan.Semua itu terjadi ketika bangsa Romawi terlibat dalam banyak peperangan dimana Kaisar merasa kesulitan merekrut para pemuda untuk memperkuat Armada perangnya, hal itu disinyalir karena banyak pria enggan meninggalkan keluarganya atau kekasihnya.Dalam The Encylopedia Britania vol. 12 sub. Judul Christiany menjelaskan “Agar lebih dapat mendekatkan lagi terhadap ajaran Kristen pada tahun 495 M. Paus Gelasius I merubah upacara Romawi Kuno, menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine Day, untuk menghormati Saint Valentine yang mati”.Di Indonesia perayaan Valentine banyak dilakukan oleh kalangan muslim, mereka menganggap hari itu merupakan saat tepat untuk mengungkapkan rasa kasih sayang.
Perrtanyaan
a.       Bagaimana hukum merayakan Valentine Day ?
b.      Bolehkah menjual pernakpernik (souvenir) Valentine Day ?

Bahtsul Masail

Jawaban : 
1.       Dalam hal ini terdapat pemilahan hukum sebagai berikut :
•                    Kufur, bila ada tujuan menyerupai non muslim dan sampai kagum pada agama mereka Haram apabila hanya bertujuan menyerupai non muslim tanpa disertai kecondongan pada agama mereka
•                    Haram karena termasuk ikut serta terjadinya kemaksiatan
فتاوي ابن تيمية ج : 2 ص : 332
وقد آره جمهور الأئمة - إما آراهة تحريم أو آراهة تنزيه- أآل ما ذبحوه لأعيادهم وقرابينهم إدخالا له فيما أهل به لغير االله وما ذبح على النصب وآذلك نهوا عن معاونتهم على أعيادهم بإهداء أو مبايعة وقالوا: إنه لا يحل للمسلمين أن يبيعوا للنصارى شيئا من مصلحة عيدهم لا لحما ولا دما ولا ثوبا ولا يعارون دابة ولا يعاونون على شيء من دينهم ; لأن ذلك من تعظيم شرآهم وعونهم على آفرهم وينبغي للسلاطين أن ينهوا المسلمين عن ذلك لأن االله تعالى يقول: (وتعاونوا على البر والتقوى ولا تعاونوا على الإثم والعدوان)
Artinya : Dan Jumhur Umat menyatakan “karahah atau makruh”  – apakah “karahah” mengharamkan atau karahah tanzih (tidak sampai derajat haram) – yaitu memakan daging yang disembelih untuk hari raya mereka dan qurban mereka, dikategorikan “Uhilla bihi lighoillahi bih atau menyembelih bukan karena Allah” dan “(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala”  dan demikian juga dilarang untuk membantu  mereka pada hari raya mereka dengan hadiah dan jaul beli. Jumhur umat mengatakan: Seseungguhnya tidak dihalalkan bagi orangorang muslim untuk menjual kepada orang Nasrani sesuatu yang berkaitan dengan hari rayanya, tidaklah daging, darah, pakaian dan tidak meminjamkan hewan dan tidak pula menolong apapun untuk kepentingan agama mereka; karena hal tersebut merupakan ta’dhim terhadap kesyirikan mereka dan menolong kekafiran mereka. Dan para penguasa seharusnya melarang orang muslim untuk itu, karena Allah SWT telah berfirman: Dan tolong menolonglah kalian dalam hal kebaikan dan taqwa dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran.
فتاوى ابن حجر الهيثمي رقم الجزء: 4 رقم الصفحة: 238
وجماعة من المسلمين إذا رأوا أفعالهم يفعلون مثلهم فهل يكفر أو يأثم المسلم إذا عمل مثل عملهم من غير اعتقاد تعظيم عيدهم ولا اقتداء بهم أو لا؟. فأجاب نفع االله تبارك وتعالى بعلومه المسلمين بقوله: لا آفر بفعل شيء من ذلك، فقد صرح أصحابنا بأنه لو شد الزنار على وسطه أو وضع على رأسه قلنسوة المجوس لم يكفر بمجرد ذلك اهـ، فعدم آفره بما في السؤال أولى وهو ظاهر بل فعل شيء مما ذآر فيه لا يحرم إذا قصد به التشبه بالكفار لا من حيث الكفر وإلا آان آفراً قطعاً، فالحاصل أنه إن فعل ذلك بقصد التشبه بهم في شعار الكفر آفر قطعاً أو في شعار العيد مع قطع النظر عن الكفر لم يكفر، ولكنه يأثم وإن لم يقصد التشبه بهم أصلاً ورأساً فلا شيء عليه، ثم رأيت بعض أئمتنا المتأخرين ذآر ما يوافق ما ذآرته فقال: ومن أقبح البدع موافقة المسلمين النصارى في أعيادهم بالتشبه بأآلهم والهدية لهم وقبول هديتهم فيه وأآثر الناس اعتناء بذلك المصريون، وقد قال : «من تشبه بقوم فهو منهم» ، بل قال ابن الحاج : لا يحل لمسلم أن يبيع نصرانياً شيئاً من مصلحة عيده لا لحماً ولا أدماً ولا ثوباً ولا يعارون شيئاً ولو دابة إذ هو معاونة لهم على آفرهم وعلى ولاة الأمر منع المسلمين من ذلك. ومنها اهتمامهم في النيروز بأآل الهريسة واستعمال البخور في خميس العيدين سبع مرات زاعمين أنه يدفع الكسل والمرض وصبغ البيض أصفر وأحمر وبيعه والأدوية في السبت الذي يسمونه سبت النور وهو في الحقيقة سبت الظلام ويشترون فيه الشبث ويقولون أنه للبرآة ويجمعون ورق الشجر ويلقونها ليلة السبت بماء يغتسلون به فيه لزوال السحر ويكتحلون فيه لزيادة نور أعينهم ويدهنون فيه بالكبريت والزيت ويجلسون عرايا في الشمس لدفع الجرب والحكة ويطبخون طعام اللبن ويأآلونه في الحمام إلى غير ذلك من البدع التي اخترعوها ويجب منعهم من التظاهر بأعيادهم اهـ.

Artinya : Dan sekolompok muslimin jika melihat apa yang mereka lakukan, meniru seperti mereka. Apakah menjadi kafir atau berdosa atau tidak jika melakukan seperti yang mereka lakukan tanpa  I’tiqod untuk mengagungkan  ri raya mereka dan tanpa ikut kepercayaan mereka? Dan di jawab (semoga Allah SWT maenjadikan ilmunya bermanfaat untuk kaum muslimin) dengan berkata: Tidaklah kafir melakukan seperti itu, telah dijelaskan sahabat kami bahwa ketika hanya mengencangkan tali pinggang baju pendeta mereka atau hanya memasangkan peci di kepala seorang majusi tidaklah kafir. Maka ketidak kafiran lebih tepat untuk  (jawaban) soal tersebut di atas. Bahkan melakukan seperti yang disebutkan di atas tidaklah haram jika bermaksud untuk meniru orang kafir dan bukan untuk berniat kafir, tetapi jika tidak demikian maka menjadi kafir. Kesimpulannya, jika dia melakukan itu untuk meniru mereka sebagai syiar kafir maka sudah pasti kafir, namun bila untuk syiar hari raya mereka tanpa berniat kafir tidaklah kafir, tetai itu berdosa. Jika tidak berniat untuk meniru mereka maka tidak apaapa. Kemudian saya melihat umat zaman sekarang menyebutkan sesuai apa yang saya ucapkan dengan berkata: dan dari bid’ah yang paling buruk yaitu menyepakati kaum Nasrani tentang hari raya mereka dengan meniru makan mereka, hadiah untuk mereka, dan menerima hadiahnya, dan yang paling berhatihati dalam masalah ini adalah orang Mesir. Dikatakan: (barang siapa menyerupai satu kaum maka ia adalah bagian dari mereka). Bahkan ibnu Haj mengatakan: Tidak dihalalkan bagi seorang muslim menjual sesuatu apapun kepada Nasrani untuk kepentingan Hari Raya mereka; tidak daging, darah, pakaian dan tidak juga meminjamkan sesuatupin meskipun kendaraan karena berarti menolong kekafiran mereka dan menjaga urusan mereka, maka seorang muslim terlarang untuk itu.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment