Terompet Tahun Baru

Hasil Bahtsul Masail

Tepat tanggal 1 Januari, dibelahan dunia pasti menyelenggarakan yang namanya tahun baru, tidak terkecuali di negara kita ini. Dalam Islam, istilah demikian juga dikenal sebagaimana biasa dirayakan pada tanggal satu Muharram. Secara esensial, tahun baru Islam dengan tahun baru yang lain tidak jauh berbeda, yakni: moment yang begitu berharga bagi setiap orang untuk intropeksi diri, sejauh mana nilai positif dan negatifnya perbuatan yang selama ini dilakukan. Namun perbedaan itu justru muncul mengekspresikan moment tersebut. Dalam Islam, tahun baru dirayakan dengan perbuatan yang terdapat nilainilai ibadahnya. Akan tetapi tahun baru diluar Islam identik dengan hurahura, ugalugalan dan sejenisnya. Kendati demikian, tak sedikit orangorang Muslim yang ikut merayakan hal itu.

Bahtsul Masail

Pertanyaan
Bagaimana hukum orang Islam ikut merayakan tahun baru selain Islam?
Jawaban : 
Haram karena tasyabbuh (menyerupai) dengan orang kafir atau orang fasiq 
{المعيار 15011/ـ151) {من تشبّه بقوم حشر معهم( .
وقال الإمام الونشريسي المالكي في المعيار : تحت عنوان (الاحتفال بفاتح السنة الميلادية(وسُئل أبو الأصبغ عيسى بن محمد التميلي عن ليلة ينير (يناير) التي يسميها الناس (الميلاد) ويجتهدون لها في الاستعداد ، ويجعلونها آأحد الأعياد ، ويتهادون بينهم صنوف الأطعمة وأنواع التحف والطرف المثوبة لوجه الصِّلة ، ويترك الرجالُ والنساءُ أعمالهم صبيحتها تعظيمًا لليوم ، ويعدّونه رأس السنة ، أترى ذلك ـ أآرمك االله ـ بدعة محرّمة لا يحل لمسلم أن يفعل ذلك ، ولا أن يجيب أحدًا من أقاربه وأصهاره إلى شيء من ذلك الطعام الذي أعدّه لها؟ أم هو مكروه ليس بالحرام الصراح؟ أم مستقل؟ وقد جاءت أحاديث مأثورة عن رسول االله صلى االله عليه وسلم في المتشبّهين من أمته بالنصارى في نيروزهم ومهرجانهم ، وأنهم محشورون معهم يوم القيامة . وجاء عنه أيضًا أنه قال : (من تشبّه بقوم فهو منهم) . فبيّن لنا أآرمك االله ما صح عندك في ذلك إن شاء االله.
Artinya : Imam Alwansyarisi Al Maliki dalam kitab Al Mi’yar: berjudul (Merayakan tahun baru Miladiyah). Abu Asbagh Isa bin Muhammad At tamili ditanya tentang malam Januari yang disebut orang sebagai tahun baru Miladiyah, mereka bersemangat untuk persiapan dan menjadikannya sebagai salah satu hari raya, dan menyiapkan diantara mereka bermacammacam makanan, buahbuahan dan berbagai hadiah untuk silaturahim. Laki laki dan perempuan tidak bekerja pagi harinya sebagai penghormatan terhadap hari tersebut dan menjadikan hari tersebut sebagai hari permulaan tahun: Apakah “wahai yang dimulyakan Allah” hal seperti itu termasuk bid’ah yang diharamkan, yang tidak dihalalkan dilakukan oleh seorang muslim dan tidak pula wajib bagi seseorang dari kerabat dan sanak kadang menyiapkan berbagai makanan? Ataukah itu hanya makruh bukan haram yang jelas? Atau boleh? Dan telah ada hadisthadist ma’sur dari Rasulullah SAW tentang umatnya yang menyerupai umat Nasrani tentang perayaan  hari tahun baru dan berpakaian ala badut. Sesungguhnya mereka akan dikumpulkan bersama umat tersebut pada hari kiamat. Dan Dalil tentang itu juga bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda (Barang siapa menyerupai satu kaum maka dia adalah bagian dari mereka)
الموسوعة الفقهية 9-12
التشبه بالكفار في أعيادهم: 11 -لا يجوز التشبه بالكفار في أعيادهم لما ورد في الحديث (من تشبه بقوم فهو منهم) ومعنى ذلك تنفير المسلمين عن موافقة الكفار في آل ما اختصوا به قال االله تعالى : ولن ترضى عنك اليهود ولا النصارى حتى تتبع ملتهم قل إن هدى االله هو الهدى ولئن اتبعت أهواءهم بعد الذي جاءك من العلم ما لك من االله من ولي
Artinya : Tentang menyerupai orang kafir dalam Hara Raya mereka: 11 Tidak diperbolehkan menyerupai orang kafir dalam merayakan hari raya mereka seperti sudah tertera dalam hadist: (Barang siapa menyerupai satu kaum maka dia adalah bagian dari mereka). Artinya orang muslim haruslah menjauhkan diri dari kesepahaman dengan orang kafir di setiap hal yang mereka istimewakan. (Orangorang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu).


Previous
Next Post »
Thanks for your comment