Sujud Tilawah

Diskripsi masalah :
Masjid yang besar yang banyak jamaahnya yang mana sebagian makmum tidak bsa melihat gerakan imam ataupun makmum di belakang imam secara langsung akan sering menyebabkan timbulnya permasalahan tentang aturan berjamaah, sebagaimana yang terjadi di suatu daerah, katakana di kota suka maju misalnya, suatu saat imam membaca surat yang mana dalam ayat ayatnya terdapat ayat sajdah, oleh karena kebiasaan seorang imam tadi jika membaca ayat sajdah dia melakukan sujud tilawah, maka ketika dalam solatpun  saat sampai pada ayat sajdah ia melakukan sujud tilawah pula. Namun yang terjadi saat itu jamaah sholat yang ada di shof belakang karana tidak memperhatikan ayat yang dibaca atau mungkin kurang faham tentang ayat sajdah, ketika imam takbir untuk melakukan sujud tilawah, mereka kira takbir rukuk, ketika bangun mereka kira I’tidal dan seterusnya.
Pertanyaan : 
a.       Apa yang harus dilakukan seorang makmum yang sudah terlanjur sampai pada gerakan I’tidal padahal imam kembali berdiri untuk melanjutkan bacaan ayat ?
b.      Lebih utama manakah bagi seorang imam melakukan sujud tilawah saat sholat atau membaca bacaan tasbih ketika membaca ayat sajdah ?
Jawaban :
a.       tdk apa apa tetap meneruskan sholatnya dan mengikuti imam sampai selesai karena dia tidak sengaja melakukannya dikarenakan memang tidak tahu,, akan tetapi jika ia tau dan sengaja melakukannya maka sholatnya batal.
إعانة الطالبين - (ج 2 / ص 37(
)قَوْلُهُ: آَسَجْدَةٍ إلخ) تَمْثِيْلٌ لِلسُّنَّةِ الَّتِي تَفْحُشُ الْمُخَالَفَةُ بِهَا.(قَوْلُهُ: فَعَلَهَا الْاِمَامُ وَتَرَآَهَا الْمَأْمُوْمُ) أَيْ أَوْ فَعَلَهَا الْمَأْمُومْ عَامِدًا عَالِمًا وَتَرَآَهَا الْاِمَامُ.(قوله: عَامِدًا عَالِمًا) أَيْ تَرَآَهَا حَاَل آَوْنِهِ عَامِدًا عَالِمًا بِالتَّحْرِيْمِ، فَإِنْ آَانَ نَاسِيًا أَوْ جَاهِلًا فَلَا تَبْطُلُ، لِعُذْرِهِ.
Artinya : Seperti ssujud tilawah ( contoh dari sunnah yang dianggap perbedaan yang mencolok ),  apabila imam melakukan sujud tilawah sedang makmum tidak melakukan atau sebaliknya dengan sengaja  dan mengetahui hukum keharoman tidak mengikuti imam bagi seorang makmum maka batal sholatnya,  jika tidak mengikutinya karena lupa atau tidak tahu maka tidaklah batal sholatnya. ( I’Anah Tholibin juz 2 hal 37 )
b.      Lebih utama sujud tilawah, karena sesuai dengan dalil hadist, sedangkan membaca tasbih itu qiyasi.
حاشية الجمل - (ج 4 / ص 242(
) تَنْبِيهٌ ) قَدْ سُئِلَ الْعَلَّامَةُ حَجّ عَنْ قَوْلِ الشَّخْصِ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَك رَبَّنَا وَإِلَيْك الْمَصِيرُ عِنْدَ تَرْكِ السُّجُودِ لِآيَةِ السَّجْدَةِ لِحَدَثٍ أَوْ عَجْزٍ عَنْ السُّجُودِ آَمَا جَرَتْ بِهِ الْعَادَةُ عِنْدَنَا هَلْ يَقُومُ الْإِتْيَانُ بِهَا مَقَامَ السُّجُودِ آَمَا قَالُوا بِذَلِكَ فِي دَاخِلِ الْمَسْجِدِ بِغَيْرِ وُضُوءٍ إنَّهُ يَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ فَإِنَّهَا تَعْدِلُ رَآْعَتَيْنِ آَمَا نَقَلَهُ الشَّيْخُ زَآَرِيَّا فِي شَرْحِ الرَّوْضِ عَنْ الْإِحْيَاءِ فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ إنَّ ذَلِكَ لَا أَصْلَ لَهُ فَلَا يَقُومُ مَقَامَ السَّجْدَةِ بَلْ يُكْرَهُ لَهُ ذَلِكَ إنْ قَصَدَ الْقِرَاءَةَ فَإِنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ التَّطْهِيرِ أَوْ مِنْ فِعْلِهَا لِشُغْلٍ قَالَ أَرْبَعَ مَرَّاتٍ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَاَللَّهُ أَآْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ قِيَاسًا عَلَى مَا قَالَهُ بَعْضُهُمْ مِنْ سَنِّ ذَلِكَ لِمَنْ لَمْ يَتَمَكَّنْ مِنْ تَحِيَّةِ الْمَسْجِدِ لِحَدَثٍ أَوْ شُغْلٍ وَيَنْبَغِي أَنْ يُقَالَ مِثْلُ ذَلِكَ فِي سَجْدَةِ الشُّكْرِ أَيْضًا ا هـ ع ش عَلَى م ر .

“Sungguh Ibnu Hajar telah ditanya tentang ucapan seseorang “Sami’na wa atha’na ghufranaka Rabbana wa ilaika al‐mashir”, ketika meninggalkan sujud Sajdah karena hadas atau tak mampu sujud sebagaimana berlaku diantara kami. Apakah membaca kalimat tersebut sudah menduduki sebagai ganti sujud, sebagaimana ulama katakan di dalam masjid membaca Tasbih, Tahmid dan Tahlil, sebab akan menyamai keutamaan 2 rakaat sebagaimana dikutip oleh Syaikh Zakariya dalam Syarah ar‐Raudl dari kitab Ihya’? Ibnu Hajar menjawab: Hal itu (membaca Sami’na wa atha’na) tidak ada dasarnya. Maka tidak bisa menggantikan sujud Sajdah. Bahkan makruh baginya membaca ayat tersebut jika tujuannya adalah membaca al‐Quran (karena hadas)”. Jika seseorang tidak memungkinkan bersuci atau tidak bisa melakukan sujud Sajdah karena sibuk, maka bacalah Subhanallah walhamdulillah wa lailaha illallah wallahu akbar wa la haula wa la quwwata illa billah al‐aliyyi al‐adzim, 4 kali. Dengan diqiyaskan pada pendapat sebagian ulama tentang kesunahan membaca kalimat tersebut bagi orang yang tidak memungkinkan melakukan salat Tahiyat al‐Masjid, karena hadas atau sibuk. Hal ini juga dianjurkan dalam masalah sujud Syukur”
Previous
Next Post »
Thanks for your comment