Diskripsi
masalah
Berbagai macam cara seseorang dalam mengungkapakan
rasa senang ketika memperoleh sesuatu yang membanggakan, tak ketinggalan pula
banyak sekali dari orang orang islam ketika memperoleh suatu nikmat mereka
mengungkapkannya dengan sujud syukur, sehingga seringkali kita melihat di
televisi, dalam suaru acara lomba dangdut atau sepakbola misalnya, ketika
mereka memperoleh kemenangan mereka langsung melakukan sujud.
Pertanyaan
a. Benarkah
bentuk sujud syukur yang mereka lakukan seperti halnya yang kita lihat dalam
acara teresebut, dimana mereka melakukannya tanpa menutup aurat ?
b. Kalau
tidak benar, lalu Bagaimana sebenarnya kaifiyah
dan bacaan sujud syukur ?
Jawaban
:
a. Tidak
benar karena tidak memenuhi syarat syarat dan rukunnya sujud syukur dan bahkan
haram hukumnya.
Catatan
: yang mereka lakukan bisa jadi tidak haram jika dalam hati mereka meniatkan tadzallul
( merasa hina pada Alloh ) dan bukan karena tujuan ibadah, dan uang demikian bukan
disebut sebagai sujud oleh karenanya harus ada bedanya dengan sujud yang di idzinkan
syara’.
b. Kaifiyah
atau tatacara sujud syukur adalah sama dengan sujud tilawah dan bacaannya
adalah sebagai berikut :
اللهم تُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَاجْعَلْهَا
لِي عِنْدَكَ ذَخْرًا، وَضِعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاقْبِلْهَا مِنِّي آَمَا قَبِلْتَهَا
مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ
Rukun sujud Tilawah (di luar sholat) & sujud
syukur ada lima :
1. Niat
dengan lisan
2. Takbirotul
Ikhrom
3. Sujud
satu kali
4. Duduk
setelah sujud
5. Salam.
نهاية الزين شرح قرة العين - (ج 1 / ص 163(
وَيُسَنُّ إِظْهَارِ سُجُوْدِ الشُّكْرِ إِلَّا لِلْمُبْتَلَى
لِئَلَّا يَتَأَذَّى ....... وَهِيَ آَسَجْدَةِ التِّلَاوَةِ خَارِجَ الصَّلَاةِ
فِي كَيْفِيَتِهَا
وَشُرُوْطِهَا وَمَنْدُوْبَاتِهَا، وَيُسَنُّ أَنْ يَّقُوْلَ فِيْهِ أَيْضاً:
اللهم تُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي عِنْدَكَ ذَخْرًا، وَضِعْ
عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاقْبِلْهَا مِنِّي آَمَا قَبِلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ
دَاوُدَ
Artinya : Dan disunnahkan untuk memperlihatkan sujud
syukur kecuali terhadap orang yang terkena musibah karena dapat
menyakiti…. Dan sujud syukur seperti sujud tilawah (dilakukan di luar
sholat) yaitu dalam tata cara pelaksanaannya,
syarat‐syaratnya dan sunah‐sunahnya Dan disunahkan untuk
membaca:
اللهم اآْتُبْ لِي بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَاجْعَلْهَا لِي
عِنْدَكَ ذَخْرًا، وَضِعْ عَنِّي بِهَا وِزْرًا، وَاقْبِلْهَا مِنِّي آَمَا
قَبِلْتَهَا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ
الفقه على المذاهب الأربعة1) - ج 2 / ص 189(
الشَّافِعِيَّةُ قَالُوا: يُشْتَرَطُ لِسُجُودِ التِّلَاوَةِ
شُرُوْطٌ: أَوَّلاً: أَنْ تَكُوْنَ القراءة مشروعة........الى ان قال
سابعاً: يُشْتَرَطُ لَهَا مَا يُشْتَرَطُ لِلصَّلَاةِ مِنْ طَهَارَةٍ
وَاسْتِقْبَالٍ وَغَيْرِ ذَلِكَ، وَهَذِهِ الشُّرُوْطُ فِي جُمْلَتِهَا
عَامَّةٌ لِلْمُصَلِّي وَغَيْرِهِا الخ
Artinya : Menurut Asyyafi’iyah, “ Syarat‐syarat
sujud tilawah yaitu:
1. Bacaan yang disyariatkan …… 7. Seperti syarat‐syarat sholat mulai dari
thoharoh (bersuci), menghadap kiblat dsb. Dan ini syarat yang umum bagi orang
sholat.
الفقه على المذاهب الأربعة1) - ج 2 / ص 193(
الشَّافِعِيَّةُ قَالُوا: سَجْدَةُ التِّلَاوَةِ، إِمَّا أَنْ
يَّفْعَلَهَا الْمُتَلَبِّسُ بِالصَّلَاةِ أَوْ غَيْرِهِ، فَتَعْرِيفُهَا
بِالنِّسْبَةِ لِغَيْرِ الْمُصَلّيِ
هُوَ أَنْ يَّنْوِيَ بِلِسَانِهِ، ثُمَّ يُكَبِّرَ تَكْبِيْرَةً الْإِحْرَامِ،
ثُمَّ يَسْجُدَ سَجْدَةً وَاحِدَةً آَسَجْدَاتِ الصَّلَاةِ، ثُمَّ يَجْلِسَ بَعْدَ السَّجْدَةِ
ثُمَّ يُسَلِّمَ، وَبِهَذَا تَعْلَمُ أَنَّ أَرْآَانَ سَجْدَةَ التِّلَاوَةِ
لِمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي الصَّلَاةِ
خَمْسَةٌ
Artinya : Menurut Kalangan Madzhab Syafi’I : Sujud
Tilawah Adakalanya Dilakukan Di Dalam
Sholat Maupun Di Luar Sholat, Dilihat Pengertiannya Di Luar Sholat Tatacaranya
Yaitu: (1) Niat Dengan Lisan, (2) Mengucapkan Takbir (Takbiratul Ihram), (3)
Kemudian Sujud Satu Kali Seperti Sujud Sholat, Dan Kemudian (4) Duduk Dan (5)
Salam. Untuk Itu Dipahami Bahwa Rukun Sujud Tilawah Di Luar Sholat Itu Ada 5.
بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي - (ج 1 / ص 114(
)مَسْأَلَةٌ: ج): يُسَنُّ سُجُودُ
الشُّكْرِ عِنْدَ هُجُومِ نِعْمَةٍ أَوِ انْدِفَاعِ نِقْمَةٍ، فَخَرَجَ
اسْتِمْرَارُ النِّعَمِ آَنِعْمَةِ الْإِسْلَامِ)
مَسْأَلَةُ: ي): مَذْهَبُنَا أَنَّ السُّجُوْدَ فِي غَيْرِ الصَّلَاةِ
مَنْدُوبٌ لِقِرَاءَةِ آيَةٍ السَّجْدَةِ لِلتَّالِي وَالسَّامِعِ، وَلِمَنْ
حَدَثَتْ لَهُ نِعْمَةٌ
ظَاهِرَةٌ أَوِ انْدَفَعَتْ عَنْهُ نِقْمَةٌ ظَاهِرَةٌ شُكْراً لِلهِ تَعَالَى،
وَلَا يَجُوْزُ السُّجُودُ لِغَيْرِ ذلك، سَوَاءٌ لِلهِ فَيَحْرُمُ أَوْ لِغَيْرِهِ فَيَكْفُرُ، هَذَا
إِنْ سَجَدَ بِقَصْدِ الْعِبَادَةِ، فَلَوْ وَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى الْأَرْضِ
تَذَلُّلاً وَاسْتِكَانَةً بِلَا نِيَّتِهِ لَمْ يَحْرُمْ إِذْ لَا يُسَمَّى سُجُوْداً.
Artinya : (Al‐alawiy Muhammad Al‐ja’fariya)Disunahkan
untuk sujud syukur ketika dianugrahi kenikmatan yang luar biasa atau dilindungi
dari kemalangan. mengecualikan nikmat yang terus berkelanjutan seperti nikmat
islam. (Assayid bin Abdullah bin Umar al‐Alawiy)Dalam madzhab kami bahwa
sesungguhnya sujud di luar sholat itu disunnahkan ketika membaca ayat sajdah,
baik bagi yang membaca maupun yang mendengarnya, dan sunnah pula sujud dalam
rangka syukur pada Allah bagi seseorang yang baru memperoleh nikmat atau terhindar dari musibah. Dan tidak boleh
melakukan sujud selain itu baik karena Alloh yang mana hukumnya adalah haram,
atau karena selain Alloh yang bisa menjadikanya kafir, yang demikian tadi jika
sujud dalam niatan ibadah. Maka seandainya seseorang meletakkan kepalanya di
bumi dengan tujuan merendahkan diri dihadapan Alloh bukan niat ibadah maka
tidak haram, dan yang demikian tidak dikatakan sujud.
شرح البهجة الوردية - (ج 4 / ص 125(
وَلَمَّا فَرَغَ النَّاظِمُ مِنْ سُجُودِ التِّلَاوَةِ شَرَعَ فِي
سُجُودِ الشُّكْرِ فَقَالَ : ( وَسَجْدَةٌ عِنْدَ هُجُومِ نِعْمَهْ ) أَيْ :
وَسُنَّ سَجْدَةٌ (
لِلشُّكْرِ ) آَسَجْدَةِ التِّلَاوَةِ خَارِجَ الصَّلَاةِ عِنْدَ هُجُومِ نِعْمَةٍ
آَحُدُوثِ وَلَدٍ ، أَوْ جَاهٍ ، أَوْ مَالٍ ، أَوْ قُدُومِ غَائِبٍ ( أَوْ عِنْدَ ) هُجُومِ ( انْدِفَاعِ
نِقْمَهْ ) آَنَجَاةٍ مِنْ غَرَقٍ ، أَوْ حَرِيقٍ
.
Artinya : Sujud syukur adalah sujud ketika mendapatkan
ni’mat besar. Maka dari itu disunahkan untuk sujud sebagai tanda syukur
(sebagaimana sujud tilawah yang dilakukan di luar sholat) pada saat mendapatkan nikmat yang besar
seperti : kelahiran anak, mendapatkan jabatan, memperoleh harta atau ditemukan kembali
barang /sesuatu yang hilang atau bisa juga dilindungi dari kemalangan, seperti
selamat dari tenggelam atau kebakaran.
وَالْأَصْلُ فِي ذَلِكَ خَبَرُ { سَأَلْت رَبِّي ، وَشَفَعْت
لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِي فَسَجَدْت شُكْرًا لِرَبِّي ، ثُمَّ
رَفَعْت رَأْسِي
فَسَأَلْت رَبِّي لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي ثُلُثَ أُمَّتِي فَسَجَدْت شُكْرًا
لِرَبِّي ، ثُمَّ رَفَعْت رَأْسِي فَسَأَلْت رَبِّي لِأُمَّتِي فَأَعْطَانِي
الثُّلُثَ الْآخِرَ فَسَجَدْت شُكْرًا لِرَبِّي } رَوَاهُ أَبُو دَاوُد
بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ .
Artinya
: Dan dasarnya adalah hadist:(Nabi Muhammad SAW bersabda: Saya memohon kepada Tuhanku,
untuk diperkenankan memberikan syafa’at untuk umatku, maka Allah mengabulkan
dengan memberikan syafaat bagi sepertiga umatku, maka aku bersujud sebagai
tanda syukur kepada Tuhanku. Kemudian saya mengangkat kepalaku dan memohon untuk
diperkenankan untuk umatku yang lain dan dikabulkan dengan memberi sepertiga yang
lain, maka aku bersujud sebagai rasa syukurku kepada Tuhanku (HR. Abu Daud
dengan sanad hasan) Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kab. Klaten
ConversionConversion EmoticonEmoticon